Rabu, 20 April 2011

ARTI TAHI LALAT DI TUBUH

Tahi lalat kadang dianggap orang hanya sebuah tanda pengenal drlahir namun dlm dunia kedokteran dianggap pnykt kulit atw kanker kulit nmun tdk ganas.
Namun dlm dunia spiritual,tahi lalat kdg mrpkn suatu pertanda sifat org yg memilikinya.
Adpun tanda2ny al
siap2 periksa diri .. anda punya tahi lalat dimana saja
ada artinya lohhhh ..
percaya ga percaya deh hehehe just for fun aja …
tahi lalat di ….
1. jari =selalu mendptkan keberuntungan dlm mengerjakan sesuatu
2. kaki kanan or kaki kiri = menyukai pakaian2 yg bagus, kuat berjalan kaki dan mempunyai otak yang cerdas
3. siku kanan atau kiri = suka menolong sesama
4. ketiak kanan or kiri = pandai menyimpan rahasia
5. kemaluan = selalu mendapatkan keberuntungan dlm hdpnya
6. pinggul = sering mendptkan kesusahan n beban dlm hdpnya
7. pergelangan kaki kanan or kiri = suka berjalan kaki dan suka berpakaian yg bagus2
8. alis kanan = suka menolong sesama dan berpekerti luhur
9. bawah bibir bawah = disenangi orang banyak dan berkarakter baik
10. alis kiri = banyak org yang menyukainya maka sering mendpt kebahagiaan
11. tengah2 hidung = selalu dikasihi kekasihnya dan mendptkan keberuntungan dlm hdpnya
12. pipi kanan atau kiri = suka menolong sesama dan disukai banyak org
13. tengah2 pipi = banyak teman dlm hdpnya
14. bawah hidung = banyak bicara, menyukai pekerjaan dan sering susah hati
15. bibir atas = mendptkan banyak kemudahan dlm mencari rejeki
16. kepala bag kanan = mendptkan cita2 dan keberuntungan dlm hdpnya
17. kepala bag belakang = pemberani dan sabar dlm segala hal
18. kepala samping kiri = memegang janji kuat sekali selalu ditepati
19. sudut mata kiri or kanan = jujur dan pendiam
20. ubun2 = suka mengingkari janji dan besar bohongnya
21. kelopak mata bag bawah = pintar merayu
22. dahi kiri or kanan = peka thd masalah yg menimpanya
23. kelopak mata kanan dan kiri = pandai bergaul
24. tengah2 dahi = memiliki otak cerdas dan hati baik serta pandai berbicara
25. punggung tangan kanan or kiri = pandai menyimpan uang
26. payudara kanan or kiri = disenangi banyak orang
27. sudut siku kanan or kiri = penyabar
28. ulu hati = pemberani
29. pinggang kanan or kiri = kemauan keras sekali
30. punggung kanan or kiri = pandai menyimpan rahasia
31. pusar = lemah lembut, baik dan selalu periang
32. telapak tangan kanan or kiri = banyak bicara dan cerdas sekali
33. dada kiri or kanan = periang dan pintar dlm pekerjaannya
34. telinga kanan = nafsu tinggi emosian mudah marah
35. pundak kanan = selalu berhati2 dlm melakukan sesuatu
36. pundah kiri = selalu ceroboh dlm mengerjakan sesuatu
37. ujung mulut kanan or kiri = pandai bicara bersilat lidah
38. dagu = ceplas ceplos orangnya kurang berpikir sblm bicara
39. leher = berotak cerdas n berbudi luhur
40. lutut kanan or kiri = pembawaan tenang, kuat berjalan kaki n menerima apa adanya
41. betis kiri or kanan = tdk bisa dipercaya n banyak bicaranya
42. jari kaki kanan or kiri = orgnya adil n bijaksana
43. telapak kaki kanan or kiri = suka menolong sesama n suka melakukan kegiatan sosial.
Boleh Percaya Boleh Tidak, Tahi lalat dapat dijadikan cermin untuk melihat kepribadian seseorang…mau tahu baca ajah…maaf ramalan ini tidak berlaku untuk tahi lalat palsu yang terbuat dari plastik/operasi plastik,tompel,bekas koreng,cacat seperti kesundut rokok dan yang ngaku2x kalau itu tahi lalat padahal kutil…

Senin, 18 April 2011

Sistem Pendidikan


:: Sistem Pendidikan Nasional

Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
.: Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal

Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
1. pendidikan menengah umum, dan
2. pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi,
2. politeknik,
3. sekolah tinggi,
4. institut, atau
5. universitas.
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.

Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
3. pendidikan kepemudaan,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. pendidikan keaksaraan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. pendidikan kesetaraan, serta
8. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

.: Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

.: Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. pendidikan diniyah,
2. pesantren,
3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
.: Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Daftar Istilah
Pendidikan
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional
Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional
Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik
Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Jalur pendidikan
Wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Jenjang pendidikan
Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenis pendidikan
Kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Satuan pendidikan
Kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan formal
Jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan informal
Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan anak usia dini
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan jarak jauh
Pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Standar nasional pendidikan
Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wajib belajar
Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Warga Negara
Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat
Kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
Pemerintah
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Daerah
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.
Menteri
Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasion
al.

Minggu, 17 April 2011

Implementasi Pembaharuan Pembelajaran di SD dan Hambatan



Implementasi Pembaharuan Pembelajaran di SD dan Hambatan
A.Perubahan Pembelajaran dengan menyusun dan pelaksanaan program berlandaskan Perkembangan Siswa
Ada tiga factor yang domain mempengaruhi proses perkembangan individu,yaitu factor bawaan (heredity) yang bersifat alamiah,factor lingkungan (environment) merupaka kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan dan factor waktu yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan.
B.Perbaikan Pembelajaran Melalui Penggunaan Pendekatan,Metode dan Teknik Pembelajaran yang lebih Berpihak kepada siswa.
C.Perbaikan Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas
D.Hambatan Pembaharuan dalam pembelajaran di SD
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN YANG DI SD

A.PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran konstekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
1.      Fenomena sosial masyarakat,bahasa dan lingkungan hidup,harapan dan cita yang tumbuh
2.      Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid
3.      Kelas sebagai fenomena sosial

Kontekstualitas yang dimaksud diatas merupakan fenomena yang bersifat alamiah,tumbuh dan terus berkembang,serta beragam karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat.
Pembelajaran kontekstual (kontekstual taching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengartikan antara materi yang diajarakan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,yakni:konstruktivisme (contruktivisme),bertanya (questioning),menemukan (inquiry),masyarakat belajar (learning community),pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

B. PAKEM

Pakem dalam perspektif guru adalah guru aktif memantau kegiatan belajar siswa,memberi umpan balik,mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa.kreatif mengembangakan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar secara sederhana,efektif sehingga pembelajaran mencapai tujuan dan menyenangkan sehingga anak tidak takut salah,ditertawakan dan disepelekan.

PEMBAHARUAN DALAM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Guru kelas menurut fungsinya saat ini melaksanakan tugas pengajaran dalam semua bidang ilmu dan pengetahuan.faktanya,seorang guru kelas mengajarkan materi matematika hingga muatan lokal. Hal ini bisa dikatakan berat,kerana dasar pendidikan guru kelas belum mampu menguasai keseluruhan mata ajar yang ada secara mendalam. Sebagaian persoalan yang ada dalam suatu proses pembelajaran. Permasalahan ini dihadapi tidak saja di satu satuan pendidikan dasar,namun penulis meyakini banyak terjadi di institusi pendidikan tingkat dasar baik negeri maupun swasta.
Proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar juga diberikan kepada guru yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu terkait,seperti halnya di tingkat pendidikan sekolah menengah pertama dan menengah atas. Dan peranan guru kelas,seperti halnya di tingkat lanjutan adalah sebagai penasihat dapat terwujud yang menjadi modal awal bagi sebuah negara agar dapat bersaing dengan negera lain.

PERLUNYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DI TINGKAT MAKRO DAN MIKRO

PERLUNYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DI TINGKAT MAKRO DAN MIKRO

Pembaharuan pendidikan di Indonesia sudah berkali-kali,sedikitnya enam sampai tujuh kali pembaharuan. Pembaharuan pendidikan lebih banyak memusatkan perhatian untuk memperbaharui ‘mobil’ (kurikulum,bahan ajar,sistem evaluasi,perbaikan dan pengadaan gedung dan alat). Kemudian melatih ‘pengemudinya (tenaga pendidikan dan staf administrasi). ‘Penumpang’ di dalamnya (murid,orang tua,dan pemakai lulusan).

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN TINGKAT MIKRO
a.Prinsip yang menggaris bawahi pembaruan pembelajaran
            Makna pendidikan atau “education”.Asal usul kata “education” adalah “educo” yang mengandung makna “to lead out:to take out with one to on’s provice; to bring monsish and support” Lewis and Short Latin Dictionary.

b.Gambaran sekolah pada masa mendatang
            pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita didunia,pemahaman tentang hakikat masyarakat bagaimana dan lainnya saling terkait dan pemahaman terhadap tanggung jawab diri memahami bahwa setiap anggota masyarakat dunia membawa tanggung jawab dan hak-haknya masing-masing
  1. Pendidikan untuk kelangsungan hidup terdiri atas:
-kemampuan teknologi
-kemampuan komunikasi
-kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan rencana
-keterampilan berfikir kritis
-penyesuaian atas adat istiadat


  1. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita didunia terdiri atas tukar menukar gagasan
-pengalaman kerja dan sikap wira swasta
-kesadaran dan apresiasi terhadap budaya
-pengembangan sosial ansosial dan fisikal
-kemapuan berkreasi
-berwawasan luas dan berpandangan terbuka
-kesadaran bahwa adalah hak seorang untuk menentukan pilihannya

  1.  Pemahaman tentang hakikat masyarakat terdiri dari:
-kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim
-bagian kewarganegaraan
-pengabdian masyarakat
-pendidikan masyarakat
-kesadaran global

  1. Pehamaman terhadap tanggung jawab diri terdiri atas:
-pengembangan sistem nilai diri
-kemampuan kepemimpinan
-komitmen terhadap pengembangan masyarakat dan perkembangan global
-komitmen terhadap kesehatan diri dan kesehatan masyarakat.

c. Riset tentang pembelajaran yang efektif
mengidentifikasi empat kategori bisa riset persekolahan:
-yang mengkaji “oktiomos” pendidikan
-yang mengkaji fungsi produksi pendidikan
-yang mengkaji sekolah yang efektif
-yang mengkaji intruksional yang efektif.

d.sekolah yang efektif dan berkembang
konsep dan ciri yang menggarisbawahi perubahan pembelajaran
  1. Kurikulum
  2. Pengambil keputusan
  3. Sumber
  4. Kepemimpinan tingkat drop out rendah
  5. Kepemimpinan
  6. Iklim

e.ciri-ciri pembelajaran yang disamakan
khusus yang terkait dengan pengalaman belajar,sekolah guru serta pihak yang berkepentingan dengan pendidikan dituntut berkerja sama dalam hal:
  1. Menjamin agar semua siswa mengalami dalam pengguanaan  dan pemahaman dan kegiatan lainnya yang terkait.
  2. Menjamin bahwa pembelaran dapat mungkin berlangsung melalui pengalaman langsung
  3. Menyediankan peluang bagi semua murid mengembangkan kemampuan mereka
  4. Memberikan penyaluran bagi murid yang mempunyai hambatan khusus agar mampu mengatasi hambatan yang mereka punya.

Khusus yang terkait dengan manajemen sekolah,kepala sekolah dan guru di sarankan untuk:
  1. Menyediakan berbagai peluang bagi orang tua murid untuk melibatkan mereka dalam kegiatan sekolah
  2. Mengembangkan sistem pengajaran sesuai dengan umur murid sebagai pengakuan atas prestasi yang mereka capai
  3. Mengelola sekolah dengan cara-cara yang merefleksikan keberlangsungan keterlaksanaan hasil belajar
  4. Menciptakan cara belajar pemberian informasi kepada orang tua mengenai hal-hal yang terkait dengan sekolah dan kemajuan murid dapat berlangsung secara teratur.

Salah satu pertanyaan yang timbul adalah dengan proses pembelajaran sebagaimana yang berlangsung dilapangan,mungkinkah dihasilkan manusia Indonesia yang:
  1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Berdisiplin,berkerja keras,tangguh,bertanggung jawab,mandiri,percaya diri,produktif,berorientasi masa depan dan beretos kerja
  3. Cerdas,inovasif,kreatif,dan profesional serta
  4. Memiliki rasa cinta tanah air,semangat kebangsaan,dan keseitakawanan sosial serta menghargai jasa para pahlawan bangsa dan patriotik
  5. Sehat jasmani dan terampil menggunakan panca inderanya

Uraian ringkas mengenai tujuan setiap proyek,baik dari sudut pelaksanaan,hasil,maupun putusan kebijaksanaan dalam rangka penyebaran (dideminasi) hasil proyek adalah sebagai berikut.
  1. Proyek pembinaan pendidikan dasar (P3D)
-menghasilkan buku pegangan guru dan murid (buku teks) untuk setiap mata pelajaran pokok di SD.
-melaksanakan penataran bagi guru SD di seluruh Indonesia.Materi penataran disesuaikan dengan materi,metode,media dan penilaian buku teks yang akan digunakan secara nasional. Pada saat tertentu kepala sekolah,penilik,dan pejabat di atasnya juga mengikuti penataran

  1. Proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP)
pelaksanaan tujuan pendidikan PPSP diterapkan tidak hanya mengenai ranah kognitif,tetapi juga psikomotor dan afektif hasil pembelajaran diukur secara cermat,tes hasil belajar,skala sikap dan pedoman observasi untuk keterampilan telah dikembangankan dan ada yang sudah dibakukan

  1. Proyek pemantapan kerja guru (PKG)
Tujuan proyek ini adalah untuk
a.Meningkatkan pengetahuan dan ketarampilan dengan cara
-meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis konsep terhadap kurikulum 1975
-meningkatkan kemampuan mereka dalam mengalisis konsep dan prinsip
-memperkenalakan kepada mereka bahan pengajaran baru dan kegiatan-kegiatan yang mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi
-meningkatkan keterampilan mereka dalam menganalisis butir soal dan mengkualifikasi soal-soal serta
-meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan tes untuk bermacam-macam tujuan

b.mengubah sikap guru mengenai peranan meraka di kelas dengan  melibatkan siswa dan mengubah pendekatan dari teacher dominated approach ke student  centre approach.

c.meningkatkan  keterampilan guru dalam kelas dengan cara
-mebiasakan mereka dengan bermacam-macam metode mengajar
-meningkatkan keterampilan dalam merencanakan pelajaran
-meningkatkan keterampilan dalam menggunakan alat bantu belajar-mengajar
-meningkatkan keterampilan dalam menggunakan teknik bertanya;serta
-meningkatkan motivasi

d.meningkatkan kemampuan guru IPA dengan cara:
-meningkatkan organisasi laboratorium,fasilitas penyimpanan dan keselamtan
-memikirkan dan merencanakan situasi belajar melalui demonstrasi kelas dan ekperimen-eksperimen serta
-menerapkan prinsip IPA dalam kehidupan sehari


5.proyek bantuan profesional kepada guru SD

Tujuan proyek ini adalah:
a.meningkatkan bantuan dan pelayanan profesional kepada para kepala sekolah dan guru
b.meningkatkan kemampuan dan ketarampilan kepada sekolah sehubungan dengan pemberikan bantuan dan pelayanan profesional kepada guru-guru
c.meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesional guru-guru serta
d.meningkatkan mutu proses belajar mengajar sebagai sasaran antara guna pencapaian tujuan yaitu meningkatkan mutu pendidikan.

6.Program pengembangan keterampilan dasar teknik Instruksional (PEKERTI)

Tujuan Pekerti secara khusus antara lain,peserta diharapkan akan
  • Menghasilakan suatun rancangan mengajar jangka pendek untuk satu semester yang disebut GBPP
  • Menghasilkan seperangkat rencana mengajar jangka pendek untuk setiap pertemuan yang disebut satuan acara pengajaran (SAP) serta
  • Memiliki keterampilan mengajar.
 Untuk mencapai tujuan di atas para dosen muda mengikuti pelatihan tatap muka selama 6 hari (48 jam) dan magang pada dosen senior selama satu semester. Materi yang akan diberikan pada pelatihan tatap muka adalah:
  • Prinsip Belajar dan Pembelajaran
  • Rancangan Instruksional
  • Penilaian hasil belajar dan
  • Praktek mengajar

Senin, 11 April 2011

Permasalahan Yand Dihadapi Guru


I
PENDAHULUAN1
Sekolah belum menjadi sarana pendidikan yang menyenangkan dan memberikan pengetahuan yang bermakna bagi peserta didik. Saat ini, sekolah terlalu banyak membebani siswa dengan pengetahuan yang banyak, namun tidak bermakna. Tidak heran kalau pengetahuan yang diberikan itu tidak bias dijadikan topangan keterampilan yang berkembang secara dinamis. Akibatnya, jangankan untuk bersaing, peserta didik kita bahkan tidak mampu untuk membantu dirinya agar mandiri.
Pernyataan diatas terkait denggan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Walaupun seingkali kita mengetahui banyak siswa uyang mungkin mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak memahami/mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Perlu disadari bahwa program pembelajaran bukanlah sekedar rentetan topic/pokok bahasan, tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh siswa dan dapat dipergunakan untuk kehidupannya.
Rasionalisasi dari pernyataan di atas ditunjukkan oleh hasil penelitian yang menjelaskan bahwa konsep terdahulu tentang sesuatu yang dimiliki siswa merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Siswa pada semua usia memiliki kopnsep tentang berbagai fenomena yang dibawanya ke dalam kelas. Konsep awal ini dapat bersumber antara lain dari latar belakaang kebudayaan, keluarga dan media maupun hal-hal lain di mana siswa secara langsung mendengar, melihat, mengalami dan sekaligus menggunakannya. Konsep ini terbuikti sangat membantu dan bernilai dalam konteks kehidupan keseharian siswa. Sementara itu, konsep baru yang dipelajari siswa di dalam kelas akan lebih mudah diterima siswa jika dikaitkan dengan skema pengetahuan yang telah dimilikinya itu, sehingga terjadi proses asimilasi dan asosiasi. Jika konsep baru tersebut menambah atau memperkaya skema pemikiran yang sebelumnya telah dimiliki siswa, hal ini dapat dikatakan telah terjadi asimilasi, sementara itu proses asosiasi terjadi jika skema yag sebelumnya sudah ada.
Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan pendekatan yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu, sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana setiap individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya
tentang alas an dari sesuatu, arti dari sesuatu, dan hubungan dari apa yang mereka pelajari. Bagaimana guru membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya kehidupan nyata, sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya. Hal ini merupakann tantangan yang dihadapi oleh guru setiap hari dan tantangan bagi pengembangan kurikulum.
Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul “Problematika Yang Dihadapi
Guru di Sekolah” adalah sebagai berikut :
o
Apakah hakekat Guru itu ?
o
Apakah Problematika yang dihadapi Guru di Sekolah ?
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di ttempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bias juga di masjid, di surau/mushalla, di rumah, dan sebagainya.2
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figure guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Mengemban tugas memang berat. Tapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab. Sebab tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Pembinaan yang harus guru beerikan pun tidak hanya secara kelompok (klasikal), tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di luar sekolah sekalipun. Karena itu, tepatlah, bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.
B. Problematika yang dihadapi Guru di SekolahMenurut Chandler dan Petty, yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, bahwa masalah-masalah yang dihadapi guru pada umumnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :3
Kebutuhan akan perumahan/tempat tinggal yang sesuai atau wajar bagi
seorang guru;
Memperoleh perkenalan dengan personel sekolah (guru-guru dan pegawai)
Memperoleh pengertian tentang system dan tujuan sekolah.
mengerti tentang peraturan-peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah
itu.
Mengerti dan dapat mengenal masyarakat serta lingkungan sekitar.
Mengenal organisasi-organisasi professional dan etika jabatan, dan
Masalah-masalah penting lainnya yang berhubungan langsung dengan tugas
pekerjaannya sebagai guru di sekolah itu.
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah professional adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks. Guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan yang paling sulit dilakukan guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan konsisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang termasuk ke dalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas nak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif.
Adapun tujuan keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut :
Untuk anak didik:4
*Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
*Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib
kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan dan
bukan kemarahan.
*Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan
pada kegiatan yang diadakan.
Untuk Guru:
*Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan
yang lancer dan kecepatan yang tepat.
*Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam memberi
petunjuk secara jelas kepada anak didik.
*Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku anak
didik yang mengganggu.
*Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat dipergunakan
dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang muncul di
dalam kelas.
Jamaluddin Idris, Kompilasi Pemikiran Pendidikan (Yogyakarta : Taufiqiyah
Sa’adah-Suluh Press, 2005).
Mutu pendidikan adalah persoalan mikro di sekolah, bahkan perorangan. Mutu hanya terwujud jika proses pendidikan di sekolah benar-benar menjadikan siswa belajar dan belajar sebanyak mungkin. Mutu penidikan harus dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri. Pengetahuan apapun yang mereka kuasai adalah hasil belajar yang mereka lakukan sendiri.5
Pendekatan Pembelajaran adalah pelaksanaan pendidikan yang bersifat mikro di sekolah. Pendekatan pembelajaran yang berbasis kepada kompetensi siswa terwujud jika proses pendidikan di sekolah benar-benar menjadikan siswa belajar dan belajar sebanyak mungkin. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secarra mandiri. Pengetahuan apapun yang mereka kuasai adalah hasil belajar yang mereka lakukan sendiri.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses belajar mengajar yaitu :




Pertama, perkembangan anak didik. Fungsi pendidikan pertama-tama
adalah membantu peserta didik untuk berkembang, secara baik. Ini berarti perkembangan anak harus menjadi focus pelaksanaan pendidikan. Salah satu nilai mendasar dalam menumbuhkan perkembangan diri anak adalah rasa kepercayaan diri. Karena itu, dialog dan pengakuan diri perlu mendapat perhatian. Hanya dengan nilai-nilai inilah pemekaran diri anak akan terwujud. Anak diberi kesempatan untuk membedah dirinya sendiri. Dalam kerangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu yang ada dalam dirinya itu. Jadi guru menjadi bidan yang harus aktif untuk menolong anak, akan tetapi proses kelahirannya harus dilakukan oleh anak didi sendiri.7
Kedua, Kemandirian anak. Terkait dengan hal di atas yang perlu
dihidup0kan dalam proses belajar mengajar adalah otonomi, karena aktivitas mandiri ini merupakan jaminan satu-satunya untuk membentuk kepribadian yang sebenarnya. Artinya, upaya guru melatih peserta didik untuk mempunyai pendirian terhadap sesuatu hal perlu mendapatkan perhatian. Untuk itu, kemampuan anak untuk menentuakan diri, pendapat maupun penilaian atas diri dan relitas social harus dihargai.
Ketiga, vitalisasi model hubungan demokratis. Konskuensi dari
penghidupan sikap otonomi anak adalah pembaharuan relasi murid dengan guru dan sebaliknya. Artinya, yang diberlakukan dalam proses belajar mengajar bukan sikap otoriter, yang menempatkan murid sebagai lawan dari guru, melainkan sikap partisipatif dan kooperatif. Dalam sikap partisipatif dan kooperatif itu anak justeru diakui sebagai pelaku, bukan sebagai objek. Dengan pengakuan itu pula bagi peserta didik peristiwa sekolah menjadi sebuah peristiwa yang menghidupkan perjumpaan antarpribadi uyang saling mengasihi dan kemitraan yang saling memekarkan persaudaraan dan menggembirakan.8
Keempat, vitalisasi jiwa eksploratif. Perlu diakui bahwa peserta didik kaya
dengan daya cipta, rasa dan karsa. Dan potensi-potensi ini harus diakui dan ditumbuh-kembangkan dalam proses pembelajaran. Justeru disini fungsi pendidikan amat kelihatan. Dalam kerangka ini, jiwa eksploratif sangatlah penting mendapat ruang gerak. Daya kritis anak, semangat mencari, menyelidiki dan meneliti perlu ditumbuhkan. Hal inilah sebagai basis bagi lahirnya kreativitas.9
Kelima, kebebasan. Untuk mewujudkan semua hal di atas iklim kebebasan
bagi anak sangatlah mutlak. Ada dua hal mengapa kebebasan diperlukan, (1) kebebasan itu sendiri merupakan hak azasi manusia yang mendasar. Artinya, hak untuk berbicara, berkreasi merupakan bagian dari hak azasi manusia. (2) kebebasan merupakan syarat untuk perkembangan. Anak-anak yang selalu
dikekang dengan sikap otoriter tidak mungkin akan bias berkembang secara kritis,
apalagi mampu berkreasi, selain memiliki ketergantungan yang mutlak.
Kebebasan yang dimaksudkan disini bukan berarti kebebasan yang sewenang-wenang, melainkan kebebasan yang menjunjung tinggi disiplin, dengan kata lain kebebasan harus disertai dengan tanggung jawab. Peserta didik dilatih untuk mampu menghayati keterikatan yang memuaskan dan menggembirakan, karena memberi pengakuan atas kemampuannya untuk mengatasi hal-hal yang sulit dan berat.
Keenam, menghidupkan pengalaman anak. Tak biasa disangkal bahwa
salah satu esensi pendidikan adalah membuat anak agar tidak terasing dari pengalamannya. Ini berarti materi pelajaran yang diberikan harus terkait dengan dunia praktis serta lingkungan yang disaksikan oleh anak di sekitarnya. Dengan kata lain, pengalaman anak harus mendapat perhatian. Mengapa ? Karena anak didik akan lebih tertarik dan mengikutkan hatinya dalam kegiatan belajar kalau apa yang diterimanya terkait dengan dunia nyata yang dialaminya. Ketika sesuatu dibicarakan diluar realitas yang dialami oleh si anak, maka sangat sulit bagi anak untuk menangkapnya. Ini mempengaruhi keseriusan anak dalam menerima pelajaran (flow).10
Ketujuh, Keseimbangan pengembangan aspek personal dan social. Dua
nilai ini merupakan nilai mendasar kemanusiaan peserta didik. Artinya dimensi individualitas yang terungkap dalam pengembangan kemampuan anak untuk menemukan hal-hal baru melalui daya eksploratif dan kreatif serta inovatifnya harus diimbangi dengan sikap kebersamaan dan penghargaan terhadap sesamanya. Jadi selain mengandalkan kemampuan dirinya, si anak juga harus mampu bekerja sama dengan satu atau beberapa teman dalam proses dialiktika dan dialog. Sehingga menumbuh-kembangkan semangat kepekaan anak terhadap sesamanya. Karena nilai-nilai kebersamaan dalam proses belajar perlu ditanamkan. Jika pendidikan hanya menekankan dimensi individualitas peserta didik akan berkembang menjadi seorang yang cenderung egoistis.
Keseimbangan individualitas dan social akan melatih peserta didik untuk mampu bekerjasama dalam masyarakat. Dan anak akan terlatih untuk mebiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat dengan semangat solider dan saling menghargai.11
Kedelapan, Kecerdasan emosional dan Spiritual. Membentuk anak didik
mejadi manusia berkualitas baik secara moral, personal maupun social tidak cukup hanya dengan mengembangkan dimensi kognitifnya (IQ), melainkan harus juga disertai dengan pengembangan efektif atau emosionalnya. Dengan kata lain, kecerdasan emosional anak perlu ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran. Pengembangan emosi ini justru sangat penting karena kecerdasan emosi
memungkinkan peserta didik mampu menumbuhkan sikap empati dan kepedulian, kejujuran, tenggang rasa, pengertian dan integritas diri serta keterampilan social yang merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran moral anak.12
Disamping pembelajaran dengan mengaktifkan kecerdasan baik yang bersifat kognitif dan emosional, aspek yang lain yang perlu ditanamkan dalam pembelajaran adalah kecerdasan spiritual (SQ). kecerdasan spiritual adalah ekcerdasan jiwa, kecerdasan yang dapat menyembuh dan membangun diri secara utuh, karena ia dibagian diri yang dalam.13
Bagi kita sebagai muslim, SQ ini adalah identik dengan hati nurani yaitu fitrah. Allah menciptakan manusia berdasarkan fitrah yaitu nilai ketauhidan yaitu agama yang lurus (Lihat Q.S, Ar Rum : 30). Dasar inilah yang mewajibkan kita menciptakan suatu bentuk pendidikan yang berbasis kepada ajaran Islam.
III
KESIMPULAN
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat menciptakan dan mempertahankan konsisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif, misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif
Mutu pendidikan adalah persoalan mikro di sekolah, bahkan perorangan. Hal ini bisa terwujud jika proses pendidikan di sekolah benar-benar menjadikan siswa belajar dan belajar sebanyak mungkin serta harus dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri.
Ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses belajar mengajar, yaitu perkembangan anak didik, Kemandirian anak, vitalisasi model hubungan demokratis, vitalisasi jiwa eksploratif, kebebasan, menghidupkan pengalaman anak, kecerdasan emosional dan Spiritual, keseimbangan pengembangan aspek personal dan social.