Senin, 05 Desember 2011

KTT ASEAN (SUMMIT 2011) DI BALI


BAB II
2.1. Makna KTT ASEAN (SUMMIT 2011) di Bali
Nusa Dua, ASEAN Summit – Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sambutannya pada  pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 ASEAN di Nusa Dua Bali, Kamis (17/11), menyatakan keprihatinannya atas bencana banjir yang melanda beberapa negara di ASEAN.
Bencana banjir itu menimbulkan kerugian harta benda yang besar, bahkan ratusan korban jiwa. “Bantuan uluran tangan yang telah Indonesia berikan tak lain untuk solidaritas sesama ASEAN,” katanya.
KTT ASEAN sendiri, lanjut Presiden RI, akan membahas perkembangan menuju pencapaian Komunitas ASEAN 2015 dan implementasi Piagam ASEAN, yang mencakup tiga Pilar Komunitas ASEAN dan Konektivitas ASEAN.
Selain itu, para pemimpin ASEAN akan melakukan pembahasan mengenai topik ASEAN dan kawasan yang lebih luas, yang mencakup hubungan eksternal ASEAN dan KTT Asia Timur. Pemimpin ASEAN juga akan membahas topik mengenai Komunitas ASEAN dalam komunitas global bangsa-bangsa serta melakukan pertukaran pandangan mengenai perkembangan dan situasi terkini di kawasan, pemulihan ekonomi global, G-20 ketahanan pangan dan energi, perubahan iklim, serta isu-isu lain yang relevan bagi ASEAN.
KTT diharapkan akan menghasilkan beberapa dokumen, termasuk Deklarasi Bali mengenai komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Bangsa-bangsa.
Presiden juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas dukungan penuh dari seluruh negara anggota ASEAN selama masa keketuan Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta sama halnya dengan penyelenggaraan SEA Games 2011 di Palembang dan Jakarta adalah berkat dukungan tersebut.
“Dengan dukungan tersebut kita telah memperoleh banyak capaian sejak diselenggarakannya KTT ke-18 di Jakarta Mei 2011, saya meyakini dukungan serupa akan diberikan dalam penyelenggaran KTT ke-19 di Bali ini,” ungkapnya.
Dikemukakan Presiden, Bali mempunyai makna khusus bagi kerjasama  ASEAN, karena di tempat ini telah tercapai beberapa kesepakatan penting yang menjadi pijakan dan arah perkembangan kerjasama ASEAN. Pada 1976 telah dihasilkan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dilahirkan Bali Concord I. Dokumen tersebut mengatur pola perilaku antar negara anggota, khususnya untuk tidak menggunakan kekerasan dan mengedepankan cara-cara damai.
Semangat yang tertuang dalam TAC tersebut juga telah banyak diterima oleh banyak negara non ASEAN. Dan, hingga saat ini sebanyak 29 negara telah menjadi negara pihak dari TAC. Pada 2003 Bali kembali mencatat sejarah dengan dilahirkannya Bali Concord II, dengan dilahirkannya ini, negara-negara ASEAN sepakat untuk membangun komunitas berdasarkan tiga pilar, yakni pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi dan pilar Sosial Budaya.

“Kita bergembira setelah Bali Concord 2 ASEAN kemudian menyepakati ASEAN Charter yang  mengukuhkan ASEAN sebagai role space organization. Pertemuan KTT ke-19 ASEAN ini,  diharapkan akan melahirkan Bali Concord 3 yang akan memetakan jalan ke depan bagi interaksi Komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa,” kata Presiden RI.









2.2.  keuntungan adanya KTT ASEAN 2011
  Bagi Indonesia Dari Sudut Pandang
1.     Ekonomi
-Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
-Produksi global dapat ditingkatkan
-Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
-Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
-Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
2.             Social
-Untuk menumbuhkan  rasa saling menghargai antar Negara
-Dapat saling bekerja sama
-Mempererat hubungan antar negara

3.             Politik
-usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
-kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan    kekuasaan di masyarakat
-segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan  publik.

4.             Budaya
-Untuk memperkenalkan budaya yang dimiliki oleh indonesia
2.3  Apa tujuan di undangnya Presiden AS (BO) oleh Negara-negara ASEAN
  Karena ASEAN menjadi sebuah kawasan regional yang sangat prospektif bagi negara-negara maju, bahkan jumlah penduduknya juga cukup besar, sehingga wajar ASEAN dilirik oleh Amerika Serikat
BAB III: KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
     perkembangan menuju pencapaian Komunitas ASEAN 2015 dan implementasi Piagam ASEAN, yang mencakup tiga Pilar Komunitas ASEAN dan Konektivitas ASEAN.
ASEAN akan melakukan pembahasan mengenai topik ASEAN dan kawasan yang lebih luas, yang mencakup hubungan eksternal ASEAN dan KTT Asia Timur. Pemimpin ASEAN juga akan membahas topik mengenai Komunitas ASEAN dalam komunitas global bangsa-bangsa serta melakukan pertukaran pandangan mengenai perkembangan dan situasi terkini di kawasan, pemulihan ekonomi global, G-20 ketahanan pangan dan energi, perubahan iklim, serta isu-isu lain yang relevan bagi ASEAN.
KTT akan menghasilkan beberapa dokumen, termasuk Deklarasi Bali mengenai komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Bangsa-bangsa.
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas dukungan penuh dari seluruh negara anggota ASEAN selama masa keketuan Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan KTT ke-18 ASEAN
Bali mempunyai makna khusus bagi kerjasama  ASEAN, karena di tempat ini telah tercapai beberapa kesepakatan penting yang menjadi pijakan dan arah perkembangan kerjasama ASEAN

3.2 Saran
  Saran untuk pembaca
  Sebaiknya pembaca tidak menjadikan makalah ini sebagai acuan utama namun pembaca di harapkan mencari sumber-sumber panduan lain karena makalah ini jauh dari kesempurnaan
 


Minggu, 25 September 2011

JENIS-JENIS MENYIMAK

JENIS-JENIS MENYIMAK


Mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda. Kegiatan mendengar belum terdapat unsur kesengajaan untuk menyimak bunyi-bunyi yang didengarkannya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan sudah terdapat unsur kesengajaan dan tujuan tetapi belum terdapat unsur pemahaman. Sedangkan, kegiatan menyimak sudah terdapat unsur kesengajaan, tujuan dan pemahaman.
Kegiatan menyimak memiliki manfaat yaitu memperlancar komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa. Untuk dapat menyimak dengan baik, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor menyimak, yaitu alat dengar dan alat bicara, situasi dan lingkungan, konsentrasi, pengenalan tujuan pembicaraan, pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-kalimat inti pembicaraan, kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat, memiliki intelegensi yang tinggi, dan latihan yang teratur.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat salahsatu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak yaitu jenis – jenis menyimak.
Pengklasifikasian menyimak dibagi berdasarkan :

A. MENYIMAK BERDASARKAN SUMBER SUARA
Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu :
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening
2) Interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.
Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut inter personal listening.
?
B. MENYIMAK BERDASARKAN BAHAN SIMAK
Secara garis besar Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni: (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.

a. Menyimak Ekstensi
Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. 1. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
Contoh : Achank sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.
a. 2. Menyimak estetik
Menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku
a. 3. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.
Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
a. 4. Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.

b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
2. Menyimak introgatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
3. Menyimak penyelidikan
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
• Hal-hal baru yang menarik,
• Informasi tambahan mengenai suatu topik,
• Isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik
4. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
5. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
6. Menyimak selektif
Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.
?
C. MENYIMAK BERDASARKAN PADA TITIK PANDANG AKTIVITAS PENYIMAK
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1) Kegiatan menyimak bertarap rendah
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.











?
BAB III
P E N U T U P


A. KESIMPULAN
Menyimak merupakan proses rasa ingin tahu yang membutuhkan konsentrasi dengan tujuan memperlancar komunikasi, memperoleh informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan, dan sebagai dasar belajar bahasa.
Pengklasifikasian menyimak dibagi berdasarkan :
1. Menyimak berdasarkan sumber suara
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.
2. Menyimak berdasarkan bahan simak
1. Menyimak Ekstensi
a) Menyimak sekunder
b) Menyimak estetik
c) Menyimak pasif
d) Menyimak sosial
2. Menyimak Intensif
a) Menyimak kritis
b) Menyimak introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif
3. Menyimak berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak
a) Kegiatan menyimak bertarap rendah
b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

B. SARAN
Kepada seluruh teman – teman yang ingin membuat makalah selanjutnya, kami menyarankan supaya dalam pembuatan makalah perlu menyiapkan beberapa referensi dan dalam penyusunan makalah kelompok agar kerja sama anggota kelompok sangat penting.
?
DAFTAR PUSTAKA
Diposkan oleh Achank di Minggu, Mei 31, 2009
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook


« Dadar Jagung Kok Keras Banget Sih???
Si Kelinci yang Penyayang »
JENIS MENYIMAK

April 16, 2010 oleh Retno

Menyimak ada berbagai macam jenis. Namun beberapa jenis tersebut dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yakni berdasarkan suber suara, berdasarkan bahan simak, dan berdasarkan pada titik pandang aktivitas menyimak

1)     Berdasarkan Sumber Suara

Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal listening atau menyimak antarpribadi.

Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening.

Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut interpersonal listening.

2)     Berdasarkan Cara Penyimakan

Berdasarkan cara penyimakannya, menyimak dibagi menjadi dua ragam, yakni menyimak intensif dan menyimak ekstensif.

   1. Menyimak intensif

Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Dengan cara menyimak yang intensif, penyimak melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketelitian, dan ketekunan, sehingga penyimak memahami secara luas bahan simakannya. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :

    * Menyimak kritis, bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara. Contoh: orang yang menghadiri seminar akan memberikan tanggapan terhadap isi seminar.
    * Menyimak introgatif, merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Contoh: seseorang yang diinterogasi oleh polisi karena telah melakukan kejahatan.
    * Menyimak penyelidikan, yakni sejenis menyimak dengan tujuan menemukan. Contoh: seorang yang masih diduga telah membunuh orang lain sedang diselidiki oleh polisi dengan mengutarakan beberapa pertanyaan yang harus di jawab. Maka polisi melakukan menyimak penyelidikan saat sang tersangka menjawab pertanyaannya.
    * Menyimak kreatif, mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
    * Menyimak konsentratif, merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik. Contoh: saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening, ia melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.
    * Menyimak selektif, yakni kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan. Contoh: menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.

   1. Menyimak ekstensif

adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:

    * Menyimak sekunder, yakni sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.

Contoh : Ahmad sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya bercerita di teras dengan tetangganya.

    * Menyimak estetik, yakni penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
    * Menyimak pasif, merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak.

Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.

    * Menyimak sosial, berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.

3)     Berdasarkan Titik Pandang Aktivitas menyimak

Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:

   1. Kegiatan menyimak bertarap rendah

Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.

Contoh: siswa yang sedang mendengarkan penjelasan dari guru, yang hanya menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan sebagainya.

   1. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.

Contoh: setelah siswa menerima pembelajaran, secara bergantian siswa mengutarakan apa yang didapatnya pada hari itu.

4)     Berdasarkan taraf hasil simakan

Berdasarkan taraf hasil simakan, terdpat beberapa ragam, antara lain:

   1. Menyimak terpusat

Menyimak terpusat adlah menyimak suatu aba-aba atau perintah untuk mengetahui kapan harus ulai melaksanakan sesuatu yang diperintahkan.

Contoh: ketika belajar membuat kue, saya selalu mendengarkan intruksi dari ibu kapan saya harus memasukkan telur, kapan harus memengeluarkan adonan dari oven, dan sebagainya.

   1. Menyimak untuk membandingkan

Penyimak menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.

Contoh: kemarin sore, saya mendengarkan siaran berita yang memberitakan seorang siswa MAN yang kepergok membawa minuman kers ke sekolah. Setelah mendengar itu, saya kemudian membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan saya bahwa siswa MAN adalah siswa yang dikenal religi. Tapi hal ini berlawanan dengan berita yang saya dengarkan. Maka saya membandingkannya.

   1. Menyimak organisasi materi

Yang dipentingkan oleh penyimak disini ialah mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembaca, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.

Contoh: saya mengikuti seminar proposal skripsi teman saya, berarti saya telah melakukan kegiatan menyimak organisasi materi karena saya tahu ide-ide yang disampaikannya.

   1. Menyimak kritis

Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan berar dan ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.

Contoh: ketika mangikuti seminar proposal skripsi, karena ada hal yang kurang bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada nara sumber untuk menjelaskan maksudnya.

   1. Menyimak kreatif dan apresiatif

Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatit para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.

Contoh: suatu saat saya mendengarkan acara TV “hidup ini indah”. Setelah menyimak acara tersebut, saya jadi terinspirasi untuk menjadi seorang wirausaha sukses.

5)     Berdasarkan tujuan menyimak

Ada enam macam ragam menyimak berdasarkan tujuan menyimak, yakni:

   1. Menyimak sederhana

Menyimak sederhana terjadi dalam percakapan dengan teman atau percakapan melalui telepon.

   1. Menyimak deskriminatif

Menyimak untuk membedakan suara atau perubahan suara.

Contoh: orang yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.

   1. Menyimak santai

Menyimak untuk tujuan kesenangan.

Contoh: menyimak film, drama, komedi, dan sebagainya.

   1. Menyimak informatif

Menyimak untuk mencari informasi.

Contoh: menyimak siaran berita, menyimak pengumuman, dan sebagainya.

   1. Menyimak literatur

Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan.

Contoh: membahas hasil penemuan.

   1. Menyimak kritis

Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara.

Contoh: dalam debat terbuka, ada dua pihak yang saling meminta kebenaran atas topik yang dibahas.

6)     Berdasarkan tujuan khusus

Ada tujuh ragam menyimak berdasarkan tujuan khusus, yakni:

   1. Menyimak untuk belajar

Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Contohnya: siswa yang menyimak penjelasan guru.

   1. Menyimak untuk menghibur

Penyimak menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film, drama komedi, dan sebagainya.

   1. Menyimak untuk menilai

Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV.

   1. Menyimak apresiatif

Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh: menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, dsb.

   1. Menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaan

Penyimak memahami, merasakan gagasan, ide, dan perasaan pembicara. Contoh: orang yang sedang mendengarkan curahan hati sahabatnya.

   1. Menyimak deskriminatif

Menyimak untuk membedakan suara atau bunyi. Contoh: perbedaan suara orang yang sedang bergembira dan orang yang sedang marah.

   1. Menyimak pemecahan masalah

Penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembaca. Contoh: seorang psikolog yang mendengarkan keluhan pasiennya dan berusaha memberikan solusi terhadap masalah pasien tersebut.

Sumber

http://zoelfatas.blogspot.com/2009/01/ragam-menyimak.html

http://pramuka-achank.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-menyimak.html

http://affandy.ss.blog.plasa.com/2008/07/18/belajar-menyimak/



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu kami akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dalam peningkatan mutu KBM di sekolah dasar.

1.2 Perumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa masalah di bawah ini:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
2. Tujuan apa yang akan di capai melalui keterampilan menyimak
3. Manfaat apa yang akan diperoleh setelah belajar menyimak

1.3 Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah tentang ruang lingkup menyimak dalam peningkatan mutu KBM di sekolah dasar.

1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penyimak ideal

1.5 Sistematika Penulisan
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyimak
2.2 Tujuan Menyimak
2.3 Jenis-Jenis Menyimak
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
2.5 Ciri-Ciri Penyimak Ideal
2.6 Kegiatan Menyimak
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).

2.2 Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

2.3 Jenis-Jenis Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
a. Sumber suara
b. Cara penyimak bahan yang disimak
c. Tujuan menyimak
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2) Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak sosial
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Menyimak introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
a) Menyimak sederhana
b) Menyimak diskriminatif
c) Menyimak santai
d) Menyimak informatif
e) Menyimak literatur
f) Menyimak kritis
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a) Kegiatan menyimak bertarap rendah
b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
1. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang
3. Unsur Penyimak / Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan

2.5 Ciri-Ciri Penyimak Ideal
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon

2.6 Kegiatan Menyimak
1) Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a) Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak
b) Penerimaan alat peraga
c) Perhatian dan penyelesaian
d) Pemberian makna
2) Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3) Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a) Memori
Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
- Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
- Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
- Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi-informasi yang telah diketahui sebelumnya.
Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang disimpan dalam memori hilang (lupa)
1) Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan akan memudar / perlahan-lahan hilang
2) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat dibedakan, yang telah disimpan di ingatan
3) Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan multivasional (melukai)
4) Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya akan bercampur dengan informasi yang baru didapat
5) Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda (sistem coding ambigu)
Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual
Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b) Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja.
Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dan kesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi / rangsang dari luar
2) Kesadaran diri
3) Kesadaran berinteraksi
4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya; kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab
c) Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2. Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari konteks-konteksnya.
Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas pengalaman, situasi,.
Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat yang menjadi penyusun suatu kalimat.

d) Faktor-faktor tambahan
1) Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
2) Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam penelitian
3) Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan cultural

BAB III
PENUTUP

Hakekat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar terutama siswa SD, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Keterampilan menyimak sangatlah penting, baik di luar maupun di sekolah, namun demikian di Indonesia kelihatanya belum mendapat tempat yang menggembirakan. Hal ini terbukti belum dimasukannya menyimak secara eksplisit pada GBPP bidang studi.
Kegiatan menyimak ternyata besar sekali peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, di masyarakat di pabrik, di kantor, di perusahaan, di sekolah dan sebagainya.
Kita tahu bahwa kegiatan menyimak sangat banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, namun kenyataannya masih jarang sekali orang-orang yang berminat mengadakan penelitian di bidang menyimak.

DAFTAR PUSTAKA

Supriatna Agus, M.Pd., Rukianti K. Enung Hj. Dra. M.Pd.; Modul pembelajaran Program Diploma Dua Guru Kelas MI.
Natasamita hanapi, Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia

Rabu, 20 April 2011

ARTI TAHI LALAT DI TUBUH

Tahi lalat kadang dianggap orang hanya sebuah tanda pengenal drlahir namun dlm dunia kedokteran dianggap pnykt kulit atw kanker kulit nmun tdk ganas.
Namun dlm dunia spiritual,tahi lalat kdg mrpkn suatu pertanda sifat org yg memilikinya.
Adpun tanda2ny al
siap2 periksa diri .. anda punya tahi lalat dimana saja
ada artinya lohhhh ..
percaya ga percaya deh hehehe just for fun aja …
tahi lalat di ….
1. jari =selalu mendptkan keberuntungan dlm mengerjakan sesuatu
2. kaki kanan or kaki kiri = menyukai pakaian2 yg bagus, kuat berjalan kaki dan mempunyai otak yang cerdas
3. siku kanan atau kiri = suka menolong sesama
4. ketiak kanan or kiri = pandai menyimpan rahasia
5. kemaluan = selalu mendapatkan keberuntungan dlm hdpnya
6. pinggul = sering mendptkan kesusahan n beban dlm hdpnya
7. pergelangan kaki kanan or kiri = suka berjalan kaki dan suka berpakaian yg bagus2
8. alis kanan = suka menolong sesama dan berpekerti luhur
9. bawah bibir bawah = disenangi orang banyak dan berkarakter baik
10. alis kiri = banyak org yang menyukainya maka sering mendpt kebahagiaan
11. tengah2 hidung = selalu dikasihi kekasihnya dan mendptkan keberuntungan dlm hdpnya
12. pipi kanan atau kiri = suka menolong sesama dan disukai banyak org
13. tengah2 pipi = banyak teman dlm hdpnya
14. bawah hidung = banyak bicara, menyukai pekerjaan dan sering susah hati
15. bibir atas = mendptkan banyak kemudahan dlm mencari rejeki
16. kepala bag kanan = mendptkan cita2 dan keberuntungan dlm hdpnya
17. kepala bag belakang = pemberani dan sabar dlm segala hal
18. kepala samping kiri = memegang janji kuat sekali selalu ditepati
19. sudut mata kiri or kanan = jujur dan pendiam
20. ubun2 = suka mengingkari janji dan besar bohongnya
21. kelopak mata bag bawah = pintar merayu
22. dahi kiri or kanan = peka thd masalah yg menimpanya
23. kelopak mata kanan dan kiri = pandai bergaul
24. tengah2 dahi = memiliki otak cerdas dan hati baik serta pandai berbicara
25. punggung tangan kanan or kiri = pandai menyimpan uang
26. payudara kanan or kiri = disenangi banyak orang
27. sudut siku kanan or kiri = penyabar
28. ulu hati = pemberani
29. pinggang kanan or kiri = kemauan keras sekali
30. punggung kanan or kiri = pandai menyimpan rahasia
31. pusar = lemah lembut, baik dan selalu periang
32. telapak tangan kanan or kiri = banyak bicara dan cerdas sekali
33. dada kiri or kanan = periang dan pintar dlm pekerjaannya
34. telinga kanan = nafsu tinggi emosian mudah marah
35. pundak kanan = selalu berhati2 dlm melakukan sesuatu
36. pundah kiri = selalu ceroboh dlm mengerjakan sesuatu
37. ujung mulut kanan or kiri = pandai bicara bersilat lidah
38. dagu = ceplas ceplos orangnya kurang berpikir sblm bicara
39. leher = berotak cerdas n berbudi luhur
40. lutut kanan or kiri = pembawaan tenang, kuat berjalan kaki n menerima apa adanya
41. betis kiri or kanan = tdk bisa dipercaya n banyak bicaranya
42. jari kaki kanan or kiri = orgnya adil n bijaksana
43. telapak kaki kanan or kiri = suka menolong sesama n suka melakukan kegiatan sosial.
Boleh Percaya Boleh Tidak, Tahi lalat dapat dijadikan cermin untuk melihat kepribadian seseorang…mau tahu baca ajah…maaf ramalan ini tidak berlaku untuk tahi lalat palsu yang terbuat dari plastik/operasi plastik,tompel,bekas koreng,cacat seperti kesundut rokok dan yang ngaku2x kalau itu tahi lalat padahal kutil…

Senin, 18 April 2011

Sistem Pendidikan


:: Sistem Pendidikan Nasional

Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
.: Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal

Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum,
2. kejuruan,
3. akademik,
4. profesi,
5. vokasi,
6. keagamaan, dan
7. khusus.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
1. pendidikan menengah umum, dan
2. pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA),
2. Madrasah Aliyah (MA),
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. akademi,
2. politeknik,
3. sekolah tinggi,
4. institut, atau
5. universitas.
Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.

Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan nonformal meliputi:
1. pendidikan kecakapan hidup,
2. pendidikan anak usia dini,
3. pendidikan kepemudaan,
4. pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. pendidikan keaksaraan,
6. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. pendidikan kesetaraan, serta
8. pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. lembaga kursus,
2. lembaga pelatihan,
3. kelompok belajar,
4. pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain (KB),
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

.: Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

.: Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. pendidikan diniyah,
2. pesantren,
3. pasraman,
4. pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
.: Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
.: Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Daftar Istilah
Pendidikan
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional
Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional
Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peserta didik
Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Jalur pendidikan
Wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Jenjang pendidikan
Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenis pendidikan
Kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Satuan pendidikan
Kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pendidikan formal
Jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan informal
Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan anak usia dini
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan jarak jauh
Pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
Standar nasional pendidikan
Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Wajib belajar
Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Warga Negara
Warga Negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat
Kelompok Warga Negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
Pemerintah
Pemerintah Pusat.
Pemerintah Daerah
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota.
Menteri
Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasion
al.

Minggu, 17 April 2011

Implementasi Pembaharuan Pembelajaran di SD dan Hambatan



Implementasi Pembaharuan Pembelajaran di SD dan Hambatan
A.Perubahan Pembelajaran dengan menyusun dan pelaksanaan program berlandaskan Perkembangan Siswa
Ada tiga factor yang domain mempengaruhi proses perkembangan individu,yaitu factor bawaan (heredity) yang bersifat alamiah,factor lingkungan (environment) merupaka kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan dan factor waktu yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan.
B.Perbaikan Pembelajaran Melalui Penggunaan Pendekatan,Metode dan Teknik Pembelajaran yang lebih Berpihak kepada siswa.
C.Perbaikan Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas
D.Hambatan Pembaharuan dalam pembelajaran di SD
PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN YANG DI SD

A.PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran konstekstual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
1.      Fenomena sosial masyarakat,bahasa dan lingkungan hidup,harapan dan cita yang tumbuh
2.      Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid
3.      Kelas sebagai fenomena sosial

Kontekstualitas yang dimaksud diatas merupakan fenomena yang bersifat alamiah,tumbuh dan terus berkembang,serta beragam karena berkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat.
Pembelajaran kontekstual (kontekstual taching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengartikan antara materi yang diajarakan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,yakni:konstruktivisme (contruktivisme),bertanya (questioning),menemukan (inquiry),masyarakat belajar (learning community),pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).

B. PAKEM

Pakem dalam perspektif guru adalah guru aktif memantau kegiatan belajar siswa,memberi umpan balik,mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa.kreatif mengembangakan kegiatan yang beragam dan membuat alat bantu belajar secara sederhana,efektif sehingga pembelajaran mencapai tujuan dan menyenangkan sehingga anak tidak takut salah,ditertawakan dan disepelekan.

PEMBAHARUAN DALAM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Guru kelas menurut fungsinya saat ini melaksanakan tugas pengajaran dalam semua bidang ilmu dan pengetahuan.faktanya,seorang guru kelas mengajarkan materi matematika hingga muatan lokal. Hal ini bisa dikatakan berat,kerana dasar pendidikan guru kelas belum mampu menguasai keseluruhan mata ajar yang ada secara mendalam. Sebagaian persoalan yang ada dalam suatu proses pembelajaran. Permasalahan ini dihadapi tidak saja di satu satuan pendidikan dasar,namun penulis meyakini banyak terjadi di institusi pendidikan tingkat dasar baik negeri maupun swasta.
Proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar juga diberikan kepada guru yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu terkait,seperti halnya di tingkat pendidikan sekolah menengah pertama dan menengah atas. Dan peranan guru kelas,seperti halnya di tingkat lanjutan adalah sebagai penasihat dapat terwujud yang menjadi modal awal bagi sebuah negara agar dapat bersaing dengan negera lain.

PERLUNYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DI TINGKAT MAKRO DAN MIKRO

PERLUNYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DI TINGKAT MAKRO DAN MIKRO

Pembaharuan pendidikan di Indonesia sudah berkali-kali,sedikitnya enam sampai tujuh kali pembaharuan. Pembaharuan pendidikan lebih banyak memusatkan perhatian untuk memperbaharui ‘mobil’ (kurikulum,bahan ajar,sistem evaluasi,perbaikan dan pengadaan gedung dan alat). Kemudian melatih ‘pengemudinya (tenaga pendidikan dan staf administrasi). ‘Penumpang’ di dalamnya (murid,orang tua,dan pemakai lulusan).

PEMBAHARUAN PENDIDIKAN TINGKAT MIKRO
a.Prinsip yang menggaris bawahi pembaruan pembelajaran
            Makna pendidikan atau “education”.Asal usul kata “education” adalah “educo” yang mengandung makna “to lead out:to take out with one to on’s provice; to bring monsish and support” Lewis and Short Latin Dictionary.

b.Gambaran sekolah pada masa mendatang
            pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita didunia,pemahaman tentang hakikat masyarakat bagaimana dan lainnya saling terkait dan pemahaman terhadap tanggung jawab diri memahami bahwa setiap anggota masyarakat dunia membawa tanggung jawab dan hak-haknya masing-masing
  1. Pendidikan untuk kelangsungan hidup terdiri atas:
-kemampuan teknologi
-kemampuan komunikasi
-kemampuan dalam menyusun dan mengembangkan rencana
-keterampilan berfikir kritis
-penyesuaian atas adat istiadat


  1. Pemahaman terhadap kedudukan atau tempat kita didunia terdiri atas tukar menukar gagasan
-pengalaman kerja dan sikap wira swasta
-kesadaran dan apresiasi terhadap budaya
-pengembangan sosial ansosial dan fisikal
-kemapuan berkreasi
-berwawasan luas dan berpandangan terbuka
-kesadaran bahwa adalah hak seorang untuk menentukan pilihannya

  1.  Pemahaman tentang hakikat masyarakat terdiri dari:
-kemampuan untuk bekerja sama dalam suatu tim
-bagian kewarganegaraan
-pengabdian masyarakat
-pendidikan masyarakat
-kesadaran global

  1. Pehamaman terhadap tanggung jawab diri terdiri atas:
-pengembangan sistem nilai diri
-kemampuan kepemimpinan
-komitmen terhadap pengembangan masyarakat dan perkembangan global
-komitmen terhadap kesehatan diri dan kesehatan masyarakat.

c. Riset tentang pembelajaran yang efektif
mengidentifikasi empat kategori bisa riset persekolahan:
-yang mengkaji “oktiomos” pendidikan
-yang mengkaji fungsi produksi pendidikan
-yang mengkaji sekolah yang efektif
-yang mengkaji intruksional yang efektif.

d.sekolah yang efektif dan berkembang
konsep dan ciri yang menggarisbawahi perubahan pembelajaran
  1. Kurikulum
  2. Pengambil keputusan
  3. Sumber
  4. Kepemimpinan tingkat drop out rendah
  5. Kepemimpinan
  6. Iklim

e.ciri-ciri pembelajaran yang disamakan
khusus yang terkait dengan pengalaman belajar,sekolah guru serta pihak yang berkepentingan dengan pendidikan dituntut berkerja sama dalam hal:
  1. Menjamin agar semua siswa mengalami dalam pengguanaan  dan pemahaman dan kegiatan lainnya yang terkait.
  2. Menjamin bahwa pembelaran dapat mungkin berlangsung melalui pengalaman langsung
  3. Menyediankan peluang bagi semua murid mengembangkan kemampuan mereka
  4. Memberikan penyaluran bagi murid yang mempunyai hambatan khusus agar mampu mengatasi hambatan yang mereka punya.

Khusus yang terkait dengan manajemen sekolah,kepala sekolah dan guru di sarankan untuk:
  1. Menyediakan berbagai peluang bagi orang tua murid untuk melibatkan mereka dalam kegiatan sekolah
  2. Mengembangkan sistem pengajaran sesuai dengan umur murid sebagai pengakuan atas prestasi yang mereka capai
  3. Mengelola sekolah dengan cara-cara yang merefleksikan keberlangsungan keterlaksanaan hasil belajar
  4. Menciptakan cara belajar pemberian informasi kepada orang tua mengenai hal-hal yang terkait dengan sekolah dan kemajuan murid dapat berlangsung secara teratur.

Salah satu pertanyaan yang timbul adalah dengan proses pembelajaran sebagaimana yang berlangsung dilapangan,mungkinkah dihasilkan manusia Indonesia yang:
  1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Berdisiplin,berkerja keras,tangguh,bertanggung jawab,mandiri,percaya diri,produktif,berorientasi masa depan dan beretos kerja
  3. Cerdas,inovasif,kreatif,dan profesional serta
  4. Memiliki rasa cinta tanah air,semangat kebangsaan,dan keseitakawanan sosial serta menghargai jasa para pahlawan bangsa dan patriotik
  5. Sehat jasmani dan terampil menggunakan panca inderanya

Uraian ringkas mengenai tujuan setiap proyek,baik dari sudut pelaksanaan,hasil,maupun putusan kebijaksanaan dalam rangka penyebaran (dideminasi) hasil proyek adalah sebagai berikut.
  1. Proyek pembinaan pendidikan dasar (P3D)
-menghasilkan buku pegangan guru dan murid (buku teks) untuk setiap mata pelajaran pokok di SD.
-melaksanakan penataran bagi guru SD di seluruh Indonesia.Materi penataran disesuaikan dengan materi,metode,media dan penilaian buku teks yang akan digunakan secara nasional. Pada saat tertentu kepala sekolah,penilik,dan pejabat di atasnya juga mengikuti penataran

  1. Proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP)
pelaksanaan tujuan pendidikan PPSP diterapkan tidak hanya mengenai ranah kognitif,tetapi juga psikomotor dan afektif hasil pembelajaran diukur secara cermat,tes hasil belajar,skala sikap dan pedoman observasi untuk keterampilan telah dikembangankan dan ada yang sudah dibakukan

  1. Proyek pemantapan kerja guru (PKG)
Tujuan proyek ini adalah untuk
a.Meningkatkan pengetahuan dan ketarampilan dengan cara
-meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis konsep terhadap kurikulum 1975
-meningkatkan kemampuan mereka dalam mengalisis konsep dan prinsip
-memperkenalakan kepada mereka bahan pengajaran baru dan kegiatan-kegiatan yang mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi
-meningkatkan keterampilan mereka dalam menganalisis butir soal dan mengkualifikasi soal-soal serta
-meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan tes untuk bermacam-macam tujuan

b.mengubah sikap guru mengenai peranan meraka di kelas dengan  melibatkan siswa dan mengubah pendekatan dari teacher dominated approach ke student  centre approach.

c.meningkatkan  keterampilan guru dalam kelas dengan cara
-mebiasakan mereka dengan bermacam-macam metode mengajar
-meningkatkan keterampilan dalam merencanakan pelajaran
-meningkatkan keterampilan dalam menggunakan alat bantu belajar-mengajar
-meningkatkan keterampilan dalam menggunakan teknik bertanya;serta
-meningkatkan motivasi

d.meningkatkan kemampuan guru IPA dengan cara:
-meningkatkan organisasi laboratorium,fasilitas penyimpanan dan keselamtan
-memikirkan dan merencanakan situasi belajar melalui demonstrasi kelas dan ekperimen-eksperimen serta
-menerapkan prinsip IPA dalam kehidupan sehari


5.proyek bantuan profesional kepada guru SD

Tujuan proyek ini adalah:
a.meningkatkan bantuan dan pelayanan profesional kepada para kepala sekolah dan guru
b.meningkatkan kemampuan dan ketarampilan kepada sekolah sehubungan dengan pemberikan bantuan dan pelayanan profesional kepada guru-guru
c.meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesional guru-guru serta
d.meningkatkan mutu proses belajar mengajar sebagai sasaran antara guna pencapaian tujuan yaitu meningkatkan mutu pendidikan.

6.Program pengembangan keterampilan dasar teknik Instruksional (PEKERTI)

Tujuan Pekerti secara khusus antara lain,peserta diharapkan akan
  • Menghasilakan suatun rancangan mengajar jangka pendek untuk satu semester yang disebut GBPP
  • Menghasilkan seperangkat rencana mengajar jangka pendek untuk setiap pertemuan yang disebut satuan acara pengajaran (SAP) serta
  • Memiliki keterampilan mengajar.
 Untuk mencapai tujuan di atas para dosen muda mengikuti pelatihan tatap muka selama 6 hari (48 jam) dan magang pada dosen senior selama satu semester. Materi yang akan diberikan pada pelatihan tatap muka adalah:
  • Prinsip Belajar dan Pembelajaran
  • Rancangan Instruksional
  • Penilaian hasil belajar dan
  • Praktek mengajar